Selasa, 02 Agustus 2011

SEKILAS SEJARAH YAHUDI DAN IDENYA ( YAHUDISME ) PENENTU AGAMA - AGAMA DI INDONESIA

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Yahudi sebagai duta dari nilai ilmu idea Iblis pada masa Adam secara turun-temurun adalah representasi dari nilai ilmu keburukan atau kejahatan di masa kini. Dimana ajaran Yahudi adalah merupakan lawan dari nilai ilmu yang baik atau ilmu yang bernilai kebenaran yang dibawa oleh para Rasul Allah. Adapun kedua nilai yang baik maupun yang burukadalah datangnya dari Allah untuk menjadi pilihan manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan lawan, sebenarnya adalah sama dengan kawan bermain di dalam mengisi perjalanan sejarah kehidupan manusia. Hanya sayangnya Yahudi tidak fair di dalam menyampaikan nilai, membuat manusia tidak lagi bisa menentukan pilihan. Yaitu dengan menyembunyikan nilai yang baik, serta hanya menyajikan ilmu yang buruk dan membungkusnya dengan bungkus yang yang bagus, bagaikan tombak berbalut sutra, atau bagaikan musang berbulu ayam, sehingga menipu manusia seantero dunia. Dengan kelicikan inilah Yahudi berhasil membikin manusia sama sekali tidak mengenal dirinya. Sehingga kini, oleh karena manusia sudah tidak mengenal siapa Yahudi sebagai dedengkot kejahatan dan kerusakan di muka bumi ini, maka akibatnya hampir semua manusia tidak mengenal Yahudi sebagai lawan, bagi yang ingin mewakili ilmu kebenaran. Oleh karena kita tidak mengenal lawan, maka kita mudah dipermainkan oleh lawan, sebagai akibatnya kita tidak mengetahui di mana jalan menuju kebenaran, menjadikan kita tidak bisa taat kepada Tuhan, tidak bisa membedakan mana lawan, mana kawan, dan tidak tahu kerjaan. Lihatlah betapa banyak manusia yang berkeinginan untuk hidup taat kepada Tuhan. Hampir semua manusia ingin hidup dalam persatuan dan kesatuan, ingin hidup berkeadilan dalam kemakmuran, ingin hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan dan sudah sedemikian rupa diupayakan, akan tetapi impian tinggal impian, hanya fatamorgana yang kita dapatkan. Maksud hati ingin berbuat taat kepada Tuhan, akan tetapi negasi dan pengingkaran yang kita lakukan. Persatuan dan kesatuan yang kita programkan, akan tetapi perpecahan dan permusuhan yang kita dapatkan. Keadilan dan kemakmuran yang kita canangkan, akan tetapi ketimpangan dan kemelaratan yang kita dapatkan. Kedamaian dan kesejahteraan yang kita harapkan, akan tetapi kekacauan dan kesengsaraan serta kejengkelan yang kita hasilkan. Inilah tombak berbalut sutra, dan inilah musang berbulu ayam, sebagai ilmu postmodern Yahudi yang telah menjerumuskan manusia ke dalam paradigma hidup yang demikian sulit dan ngawur tiada tara. Tulisan inipun dibuat bukan dalam rangka mendiskriditkan Yahudi sebagai lawan, melainkan sekedar upaya menjelaskan. Adapun pilihan baik ataupun buruk, kepada anda dipersilahkan untuk menentukan. Di bawah ini kita akan melihat bagaimana Yahudi melakonkan kehidupan yang penuh tipu muslihat dan berhasil menyusupkan idea-ideanya kepada bangsa-bangsa di dunia dari masa ke masa. Dimaksud dengan upaya penyusupan idea-idea adalah; Yahudi dengan idea jahatnya tidak perlu mendirikan kekuasaan, atau sebuah negara, namun cukup dengan mempengaruhi dan mengaduk-aduk ajaran yang dianut suatu bangsa dengan unsur-unsur yang memabukkan sehingga semakin sempoyonganlah suatu bangsa yang telah menghirup spora beracun yang ditebar oleh Yahudi, dan setelah itu kekacauan pasti akan terjadi. Untuk pembaca, kami akan ajak berkelana untuk melakukan ekspedisi ke dalam relungkedalaman sejarah 2000 tahun atau bahkan 4000 tahun ke belakang demi menyaksikan betapa Yahudi begitu konsisten di dalam menjalankan misi perusakan kejahatan sebagai tugas melanjutkan tongkat estafet Iblis hingga abad XXI ini adalah kelanjutan dan pengulangan dari abad-abad sebelumnya, maka cukuplah jika para ahli sejarah mencatat bahwa tongkat estafet kejahatan telah sampai kepada tangan Yahudi pada abad XX Sebelum Masehi , setelah sepeninggal Sunnah Ibrahim dan dilanjutkan sebagai Sunnah Yusuf (lihat Qur’an surat Yusuf : 4-101). Perkataan Yahudi dan Israel dilihat dari sudut keturunan adalah satu suku bangsa yang berumpun pada umat Nabi Yakub (lihat Injil Kitab Keluaran 46 : 1 dst). Suku bangsa Israel dan Yahudi adalah yang lahir dan dibesarkan dalam udara Fir’aun isme di Mesir sepeninggal Nabi Yusuf (lihat Injil Kitab Keluaran 1 : 11-15 dan Qur’an 2 : 131-141). Abad ke 19 SM, tegaknya Sunnah Yusuf Yaitu satu model kehidupan indah adil makmur di Mesir, maka dipindahkanlah ayahanda Ya’kub beserta sebagian keluarga sebagian masyarakatnya ke Mesir (lihat Qur’an 12 : 4-6 dan 100, dan Injil Kitab Keluaran 46 : 5-7) sebagian keturunan dan umat Yakub yang tetap di Kan’an dan dikenal sebagai Kaum Hebrew, yang merupakan manusia merdeka. Sepeninggal Nabi Yusuf, Klan Bani Israel, dan Yahudi, menghancurkan ajaran Allah yang dibawa oleh Yusuf, dikarenakan rasa dengki kepada Yusuf. Akhirnya melalui perang Hykos Bani Israel dan Yahudi dijadikan tawanan dan dijadikan budak-budak di Mesir oleh Raja Ramses II, yang masih termasuk dinasti Fir’aun. Walaupun dalam kondisi diperbudak Yahudi berhasil menyusupkan teori ideanya hingga lahirnya teori Tauhid Ahnatun, sebagai penyelewengan iman = pandangan dan sikap hidup, menjadi iman = percaya (akulturasi proses Fir’aunisme, dan Indo Babylon atau Asyiria). Dibawah ayunan Yahudi. Abad ke 12 SM, tegak Sunnah Musa dari keluarga Imran Dengan persiapan iman di Mesir, kemudian penataan di Palestina, terwujud satu model kehidupan indah, adil makmur, sejahtera, tetapi bukan model Kerajaan atau Monarki, dan bukan dengan Tauhid Platonis serta membebaskan rakyat dari kemiskinan serta menghapus sistim perbudakan, sehingga ikut terbebaslah Yahudi dan Israel dari penderitaan sebagai budak di Mesir, dan kembali ke Palestina (lihat Qur’an 7 : 105, 20 : 47, 26 : 17 dan Injil Kitab Keluaran 5 dan 6). Sepeninggal Musa dan Harun, Yahudi dengan naluri jahatnya memutar-balikkan Taurat yang ditinggalkan oleh Musa menjadi Moses-isme oleh Musa Samiri, yaitu aduk-adukan ajaran kebenaran dan kebathilan sehingga merusak kehidupan Yahudi dan Israel itu sendiri. Abad 11 SM, tegak peradaban Kreta/Filistin dengan rajanya Jalud Menyerbu ke Palestina dan menghancurkan Yahudi dan Israel yang sudah babak belur akibat ulahnya sendiri (lihat Qur’an 20 : 84-85, 2 : 251). Abad 10-9 SM, tegak Sunnah Daud dan Sulaiman di Palestina Dengan konsep wahyu dari Tuhan yang bernama Zabur/Tabut, yang memulihkan kembali Taurat yang sudah diaduk-aduk oleh Yahudi menjadi Moses-isme, dan terwujudlah satu model hidup adil makmur dan sejahtera. Serta menghancurkan sistim Monarki dan menghapuskan perbudakan. Dengan demikian maka termasuk Yahudi dan Israel ikut terbebaskan dari penderitaan perbudakan oleh raja Jalud. Pada abad 8-7 SM Yahudi dan Israel berhasil menduduki tanah Kanaan yang berpusat di Palestina sendiri di Palestina, sehingga terbelah menjadi dua; (1) Israelia dan (2) Yudea, kemudian menjadi makanan empuk dari Kerajaan Asyiria dengan rajanya Sargon II menggempur Palestina. Kendati Israelia hidup di bawah tekanan raja Sargon dari Asyiria Babylonia. Israelia masih sempat menyusun tiga dokumen sebagai pencampur-adukan ajaran Allah yang dibawa oleh Yusuf dan Daud serta Sulaiman menjadi Jehova atau dokumen (J), dan dokumen Elohim (E), serta dokumen Pentateh (P), pada :Abad ke 9 SM dilakukan penulisan Dokumen (J) JehovaAbad ke 8 SM dilakukan penulisan Dokumen (E) ElohimAbad ke 6 SM dilakukan penulisan Dokumen (P) Pentateuh Sedangkan Yudea yang hidup di bawah tekanan raja Yosiah pada abad ke 5 SM, Yahudi berhasil melakukan fusi dan reformasi/pengumpulan ke tiga dokumen menjadi satu, sebagai bibit dan untuk mengisi Kitab Perjanjian lama kelak. Tahun 597 SM Asyiria dikalahkan oleh Babylonia dengan rajanya Nebukadnezar. Yahudi menjadi semacam piala bergilir, dan jatuh menjadi tawanan dan dilanjutkan menjadi diperbudak kembali oleh Nebukadnezar. Tahun 530 SM Tegak persia lama dengan rajanya Cyrus, kemudian dilanjutkan oleh raja Cambises. Baru Yahudi dan Israel dilepaskan dari Babylonia. Tahun 444 SM Di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia, seperti halnya politik raja Yosiah, dilakukan satu fusi terakhir atas ketiga dokumen (yang telah dilengkapi dengan dokumen (P) sebagai kumpulan catatan menurut subjektifitas para pengaduk-adukan dari unsur Fir’aunisme, Namrudisme dan Asyiria) menjadi satu Kitab Suci Old Testamen (yang terdiri dari Kitab Kejadian – Kitab Keluaran – Kitab Imamat Rang Lewi – Kitab Bilangan – dan Kitab Ulangan yang dipopulerkan sebagai buah tangan Musa). Bani Israel dan Yahudi pulang kembali ke Palestina di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia adalah golongan yang fanatik membabi buta ingin membangun suatu masyarakat Yahudi secara konsekwen menurut wahyu yang turun di Bukit Zion. Dari golongan inilah kelak lahir gerakan Zionis. Sebaliknya, dari sebagian Bani Israel yang sudah berhasil mengaduk dan mengadopsi alam pikir Yunani, mereka menganggap bahwa Kitab Perjanjian Lama sudah kadaluarsa, dan tidak dapat melayani masyarakat yang sudah berubah, maka Kitab Perjanjian Lama harus diterjemahkan dan ditafsirkan sesuai dengan selera masyarakat yang sudah berubah. Golongan ini, Yahudi dan Israel yang tidak mau kembali pulang ke Palestina, dan memilih menyebar dan menyelinap ke dalam berbagai bangsa, dan berusaha mewarnai kebudayaan serta pola pikir bangsa-bangsa yang diselusupinya. Golongan ini disebut sebagai Yahudi Diaspora. Diaspora adalah merupakan suatu bahan baku utama bagi kepastian hidup tersurat orang-orang Yahudi. Jika tidak karena Diaspora, orang-orang Yahudi sudah menjadi punah seperti bangsa-bangsa lain yang hidup dan mati di tapal batas negerinya sendiri, atau punah dengan mudah ketika dicangkokkan pada budaya-budaya bangsa lain. Diaspora tidak saja menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kepunahan, dan bahkan menempatkannya di tengah-tengah sejarah. Dan karena Diaspora orang-orang Yahudi tidak pernah mati dalam budaya dikala budaya dan peradaban tuan rumah mati sekalipun (MAX I DIMONT). Dari perunutan sejarah tersebut di atas menjadi jelas bahwa fusi/pengumpulan terakhir dari ke tiga dokumen di bawah Ezra dan Nehemia sepulang dari Babylonia, menjadi Kitab Perjanjian Lama. Abad ke 5 SM Ini pula munculnya alam pikir Yunani, yang berasal dari suku bangsa Arya yang menyerbu ke pulau-pulau di teluk Agea. Yaitu munculnya teori Idealisme oleh Plato dan Naturalisme oleh Aneximandros sebagai penyelewengan Taurat menurut Sunnah Musa dan Zabur menurut Sunnah Daud/Tabut menurut Sunnah Thalut, sebagai penyelusupan idea Yahudi Diaspora. Dengan demikian menjadi jelas bahwa Yahudi Diaspora adalah pencuri ilmu Allah yang diaduk-aduk dengan alam pikiran Yunani. Munculnya Yunani pada abad ke 5 SM yang berasal dari suku bangsa Arya yang menyerbu ke pulau Agea pada jaman Nabi Musa ketika menghapuskan sistim perbudakan dan Yahudi ikut terbebaskan dari Mesir menuju Palestina, adalah pengaruh dari kebangkitan Taurat menurut Sunnah Musa, dan Zabur menurut Sunnah Daud (Tabutnya Thalut) jadi alam pikir Yunani yang berupa idealisme dan Naturalisme adalah penyelewengan Taurat menurut Sunnah Musa dan Zabur menurut Sunnah Daud/Tabut menurut Sunnah Thalut oleh Yahudi. Perkembangan kebudayaan Yunani seumumnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya adalah mulai timbul ketika hidup di perantauan pantai Asia bagian Barat Palestina. Kemudian atas peristiwa penyerangan raja Darius yang mau menggempur Yunani, dimana daerah Palestina dijadikan Travel Basic, maka semua perantau Yunani melarikan diri pulang ke Yunani melalui pulau Cisilia/ujung Italia, kemudian masuk lewat Romawi. Yunani di dalam hidupnya mengikuti ajaran Yahudi dari hasil pemutar balikan ajaran Zabur ms Daud/Tabut ms Thalut yang diwariskan kepada Sulaiman, selanjutnya hasil pemutar-balikan itulah diajarkan kepada manusia seluruh dunia (Qur’an 2 : 102). Dengan demikian dapat disimpulkan Yunani sebagai siswa/murid, dan Yahudi menjadi guru besarnya. Tahun 400 SM Tegak Sunnah Zakaria, dalam bentuk pemancangan tiang pertama dalam proses dakwah yang sudah demikian lama, kepada generasi berikutnya yaitu Maryam Tahun 356-323 SM Muncul Persia baru, sebagai blok Timur, dengan raja Alexander the Great, dan blok Barat Imperium Romawi dengan dipimpin oleh Jendral Pompay. Tahun 667 SM Sebagai akibat dari perilaku buruk Yahudi yang gemar akan kekacauan, maka jika tidak ada yang dikacaukan, maka Yahudi membuat kacau dirinya sendiri, hingga Bani Israel dan Yahudi terpecah lagi, dan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan jajahan Romawi. Hal demikian terjadi dikarenakan ketika mereka terpecah, sebaian mereka meminjam tangan Alexander the Great, dan sebagian yang lain meminjam tangan Jendral Pompay dari Romawi. Tahun 12 SM Hancurnya blok Barat dan blok Timur, yaitu perang terbuka antara Romawi yang mewakili Blok Barat dengan rajanya Jendral Pompay, melawan Persia Baru sebagai representasi blok Timur dengan rajanya Alexander the Great, menjelang tegaknya Sunnah Isa Ibnu Maryam Abad pertama Maryam Dengan sisa-sisa Sunnah Zakariya yang sudah bagaikan pohon kurma yang tidak berpucuk lagi, ingin membebaskan bangsanya dari blok Barat dan blok Timur Turunnya Injil menurut Sunnah Isa Ibnu Maryam yang mengujudkan satu model kehidupan indah yang sama sekali tidak sama dengan Romawi atau Persia yang berbentuk Monarki atau Kerajaan. Isa Al Masih juga berhasil mengangkat harkat kemanusiaan dari sistem perbudakan dan menyembuhkan penyakit dari Iri dan dengki masyarakat yang bagaikan penyakit sopak yang sangat sukar disembuhkan, dan membuat orang-orang yang buta mata hatinya menjadi terbuka dan dapat melihat serta membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Isa Al Masih juga menghidupkan orang-orang yang mati jiwanya akibat stres dan tekanan hidup tiada tara. Dari itu Isa Al Masih juga dikenal sangat dekat dengan masyarakat tertindas/bawah. Tahun 35-40 Masehi Saul of Tarsus dibantu oleh seorang Yahudi bernama Philo mensintesa Old Testament dengan karya-karya Plato (Idealisme) menjadi agama Nasrani atau Kristiani. Tahun 50 Masehi Helenisme, yaitu alam pikir Yunani yang berjubah Kristenisme menjadi agama Kristen mulai dipeluk oleh orang-orang Pagan dan menjadi agama dunia. Tahun 58 Masehi Sisa blok Timur antara lain Jendral Ptolomus di Mesir dan Palestina dan Jendral Sulucus di sekitar Eufrat dan Tigris. Sementara Jendral Antigonus di Yunani. Dan pada tahun itu pula hancurnya Imperium Romawi di bawah raja Nero. Awal abad pertama Rabbi Jochananben Zakkai mengaduk-aduk Injil menurut Sunnah Isa dengan puntung-puntung ajaran Majusi dan Romawi menjadi Old Testament atas nama Musa dan Daud, serta New Testament atas nama Isa anak Allah (yang diolah perguruan Tinggi Jeshiva di Jabneh, sebelah utara Jerusalem). Sebagai bungkus agama Yahudi, dalam bentuk agama Kristen seperti yang kita kenal sekarang untuk dieksport ke Eropa dan kepenjuru dunia. Dan sejarah mencatat bahwa bangsa Belanda dan bangsa Portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke 16 Masehi adalah merupakan bangsa yang melakukan penjajahan dan penjarahan serta merusak harkat dan martabat kemanusiaan bangsa Indonesia, sekaligus menjadi guru dan gurunya bangsa Indonesia dalam mengerti agama Kristiani yang demikian carut-marut/tidak menentu ini di Indonesia. Tahun 64 Masehi Saul of Tarsus atau Santo Paulus pendiri agama Nasrani dengan merek Yesus Kristus, sebagai pembawa missi Romawi Timur untuk melawan Zionisme. Tahun 68 Masehi Jerusalem dikepung dan dihancurkan oleh Vespasianus atau Raja Titus. Tahun 70 Masehi Yahudi bergentayangan di Jazirah Arab selanjutnya membantu Arab dalam menghadang masuknya Kristen. Walaupun agama Kristen tidak diperbolehkan masuk, namun paham Yahudi tetap terus merayap dan menyusup ke Arab, sehingga paham Monoteisme menjadi indikator ajaran Yahudi bagi kehidupan dan pendidikan di Arab. Sehingga pada abad ke IV Masehi, sepenjuru bagian Utara dan Timur Laut Arab, sudah berorientasi Helenisme, yaitu Old Testament versi Yunani, dengan dibabtisnya adik raja Imruul-Qish Tahun 324 Masehi Agama Kristen menjadi satu lembaga dalam Kerajaan Romawi yang sedang terhuyung-huyung. Tahun 500 Masehi Raja Heraklio mejadikan Mesir sebagai Propinsi Romawi untuk mengkristenkan Arab secara keseluruhan untuk menjadi antek Romawi. Tahun 525 Masehi Raja Najasi memberangkatkan Divisi Ariadh dan Abarahah, untuk mengkristenkan Arab, namun dalam perjalanannya Ariadh dibunuh oleh Abarahah, karena diketahui bermain mata dengan agen Zionisme yang bernama Dzun Nuwaas selanjutnya Abrahah berhasil meng-Kristenkan sepenjuru panyai Arab dan Yaman menjadi antek Romawi yang berorientasi Helenisme. Masih pada awal abad ke V Masehi, Pembangunan sekolah Perguruan Tinggi Talmudisme di Alexandreta sebagai kelanjutan dari Perguruan Tinggi Jeshifa di Jabneh sudah selesai. Abad ke VI Masehi Adalah tahap Misionaris ke dalam Sultanah-sultanah, sehingga golongan intelektual Arab sudah siap menjadi kolone 5 (divisi 5) untuk menghancurkan iman = P & S menjadi iman = percaya (sebelum Al Qur’an turun). Perang terbatas antara Romawi dengan Persia Baru, sebagai representasi Blok Barat dan Timur (peristiwa Ashkabul fiil). Tahun 610 – 632 Masehi (tegak Sunnah Muhammad) Dengan Al Qur’an dan Sunnah terwujud model kehidupan indah yang sama sekali tidak sama dengan model Romawi yang menganut paham Naruralisme Makro Atomisme atau Liberalisme Demokrasi, juga tidak sama dengan model Persia Baru yang menganut paham Naturalisme Mikro Atomisme tau Sosialisme Komunis, juga tidak model Kerajaan atau Monarki. Dengan demikian, Muhammad dengan konsep dari Allah yaitu Al Qur’an membangun sebuah pemerintahan yang sangat murni tidak mengadopsi konsep dan pemikiran dari Barat/Romawi, maupun konsep pemikiran dari Timur/Persia Baru (laa syarqiyyah walaa gharbiyyah). Pemerintahan Muhammad yang dicatat oleh sejarah sebagai pemerintahan yang paling bisa memenuhiharapan kemanusiaan, yaitu dapat memenuhi rasa keadilan dan kemakmuran yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan warga negaranya. Keadilan hidup berpolitik, ekonomi, hukum, keamanan, dan keadilan kesejahteraan dan lain-lain, yang dapat dari para pemimpinnya sampai lapisan masyarakat yang paling bawah. Apa yang dimakan oleh para pemimpinnya, itu pula yang dinikmati oleh rakyatnya. Apa yang diderita oleh para pemimpinnya, itu pula yang menjadi perjuangan rakyatnya. Sehingga Madinatul Munawarah adalah benar-benar merupakan sebuah demonstrasi kehidupan indah tiada bandingannya. Pemerintahan Madinah adalah benar-benar merupakan gambar pemerintahan Madani yang ditandai oleh kesatuan semangat hidup suatu bangsa untuk hidup patuh kepada Tuhan-nya. Dengan melalui kepatuhan terhadap Alkitab sebagai konsep pemersatu, maka terwujudlah satu model hidup orang-orang beriman yang saling menghargai,tidak ada klas di antara sesama manusia, tiada perbedaan derajad dan pangkat. Kelompok manusia yang sebelumnya menjadi komunitas kelas atas seperti halnya oleh Abubakar, Usman, Usman, dan yang lainnya diturunkan derajadnya, sedangkan komunitas masyarakat yang paling bawah derajadnya sama dengan budak belian Bilal bin Rabbah diangkat derajadnya menjadi setara dengan para Petinggi Negara. Sehingga gambaran Kemanusiaan yang adil dan beradab benar-benar menjadi kenyataan hidup orang-orang beriman yang tidak dipaksakan. Tidak ada sebutan “Yang Dipertuan Agung”, tidak terdapat panggilan kehormatan “Yang Mulia di sana, akan tetapi semua mendapat predikat “sahabat” atau kawan. Puluhan suku yang bergabung di dalam kelompok Anshar, dan beberapa suku yang bergabung dalam kelompok Muhajirin, menjadi satu komunitas Mu’min. Kelompok Anshar, dan kelompok Muhajirin bersama-sama kelompok dari masyarakat lainnya yang berbeda suku dan agama, seperti halnya komunitas Yahudi dan Nasrani serta Majusi, menjadi satu kesatuan masyarakat Madinah yang saling hormat menghormati, saling mendukung, menjadi sebuah simbiosis mutualis persatuan Madinah sebuah kenyataan persatuan dari berbagai suku dan agama yang tak pernah terbayangkan ratusan tahun sebelumnya. Di dalam catatan para ahli sejarah dunia juga digambarkan, di mana saat itu pula terbentuk sebuah pemerintahan dengan sistem perwakilan (Khalifah=wakil) atau Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Al Qur’an sebagai standar kebijakan dan permusyawaratan. Yang dituang ke dalam undang-undang dasar menjadi apa yang disebut Piagam Madinah saat itu. Dengan adanya sebuah standard book/Alkitab, maka sebuah pemerintahan dapat dikontrol oleh rakyatnya melalui standard book yang sudah disepakati bersama. Dengan demikian maka sejarah mencatat bahwa hanya pada periode Muhammad lah sepanjang adanya peradaban manusia dalam kurun waktu sepeninggal Isa Almasih hingga hari ini, baru bisa tercipta yang namanya Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Madinah sebagai satu negara. Sampai disinilah yang dimaksud oleh Allah sebuah contoh/sample/pola/model/ukura​n atau standar kehidupan indah atau kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang baik itu (lihat Qur’an 33 : 12). Tahun 615 – 624 Masehi Terjadi perang terbuka antara Romawi dan Persia Baru sebagai representasi dari Blok Barat dan Blok Timur, sehingga hancur dengan sendirinya. Tahun 632 – 660 Masehi Masih dalam kelanjutan peradaban indah yang dipraktek Muhammad, dan dilanjutkan oleh empat sahabat yaitu Abubakar Assidiq, Umar bin Khotob, Usman bin Affan serta Ali bin Abithalib. Tahun 661 – 750 Masehi Kebangkitan kembali sistem Feodalisme, atau Aristokrasi Arabisme, yang dibangun oleh Dinasti Mu’awiyah bin Abu Sofyan yang dibantu orang-orang Arab Yahudi Helenisme, antara lain Mansur bin Sarjun, Yosis bin Uthal, John of Damaskus/Johanna, dan istri Mu’awiyah sendiri yang memang Kristen. Sebagai indikasi bahwa Mu’awiyah melakukan praktek sistem Monarki atau Kerajaan adalah sistem suksesi. Dimana pengganti raja haruslah putra mahkota atau kekuasaan kerajaan yang bersifat turun-temurun. Dalam kekuasaan Mu’awiyah kelak dilanjutkan oleh Putra Mahkota-nya yang bernama Yazid bin Mu’awiyah hingga dijatuhkan oleh Abbasiyah di tahun 750 Masehi. Dan pada masa pemerintahan Yazid berkuasa inilah melakukan Ginoside, perburuan dan pembunuhan massal terhadap sisa-sisa Mu’min dan anak cucu Muhammad yang wanita maupun balita. Pada masa ketika Mu’awiyah masih menjabat sebagai Gubernur di Siria/Damaskus, mereka trio Mu’awiyah bin Abu Sopyan, Amr bin Ash, dan Marwan bin Hakam, adalah mahasiswa berpotensi dalam pendidikan Yahudi di Damaskus. Iabarat melakukan kuliah kerja nyata di bawah bimbingan mahaguru Yahudi, mereka mendapat nilai the best Cumlaude dalam bidang ilmu pemutar balikan ajaran Allah, yaitu suatu ajaran yang membimbing manusia dari hidup biadab menjadi beradab. Akan tetapi setelah diputar balikan oleh Yahudi menjadi ajaran Arabisme atau Sarasenisme yang menggiring manusia ke alam khayal nan utopia sehingga menjadi manusia paranoid akan tetapi tetap over confident akan jaminan mendapat surga kendati di dunia merana dan tetap menjadi santapan empuk Yahudi dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian menjadi jelaslah sudah pada masa Mu’awiyah berkuasa inilah masa pengeraman telor-telor Yahudi dan menetas menjadi Feodalisme, Islamisme, yang menyebar ke sepenjuru dunia dan melabrak secara bergelombang ke Indonesia menjadi pengertian yang carut-marut tentang agama Islam di Indonesia kini. Dengan membawa pengertian = kepercayaan dan Islam = agama. Ikhsan =abstraksi, serta sa’ah = rahasia yang dinanti-nanti, sebagai modal untuk memikat umat di sepenjuru permukaan bumi, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kerangkeng dunia khayal tanpa bisa berbuat suatu apapun. Inilah tombak berbalut sutra atau musang berbulu ayam yang sangat membius manusia hingga takkan pernah sadarkan diri walau sudah sampai diujung tepi jurang kehancuran sekalipun. Dengan demikian jika dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia disebutkan pada abad ke VII, dan mengujud menjadi kerajaan-kerajaan Islam, dan pengertian “iman = percaya”, islam = agama, di Indonesia, maka bisa dipastikan Islam model inilah yang masuk ke Indonesia, bukan model Muhammad. Tahun 750 – 1258 Masehi Masa kejayaan Dinasti Abbasiyah setelah berhasil menghancurkan Dinasti Mu’awiyah, yang berpusat di Bagdad, menjadi tempat tumbuh dan tempat berkembangnya pohon pengetahuan Yahudi Sarasenisme, dan atau Islamisme. Pada masa Abbasiyah ini “iman = percaya” sudah melanda ke sepenjuru dunia bagaikan badai di padang pasir, yang nyaris membuat Eropa kiamat, dan Yahudi di Eropa berhasil melahirkan pemikiran-pemikiran perusak nan agung untuk memimpin manusia di permukaan bumi menuju jurang kehancuran. Dan jika benar para ahli sejarah di Indonesia mencatat bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada gelombang kedua adalah pada abad ke 9 Masehi bisa dipastikan Islam model inilah yang menjadi guru dan gurunya bangsa Indonesia dalam mengerti agama Islam. Sebagai model yang kedua setelah model yang pertama di abad ke 7 Masehi oleh Dinasti Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Yang kemudian disekitar abad ke 14 Masehi barulah disusul Dinasti Osmani dari Kerajaan Turki mengirim ekspedisi perdagangan yang terdiri dari 12 orang dari berbagai negara, berbagai paham dan aliran, untuk datang ke Indonesia, yang kemudian populer dengan sebutan Walisongo sebagai guru dan gurunya bangsa Indonesia dalam mengerti tentang agama Islam sebagai gelombang ketiga. Abad ke 8 – 9 Masehi Pemindahan ilmu pengetahuan Yahudi Yunani tentang Demokrasi dan Humanisme Yahudi ke Eropa. Sarjana-sarjana Yahudi menjadi tamu kehormatan kepala-kepala di Eropa, serta diangkat menjadi Mahaguru di Universitas Naples dan berbagai literatur Yahudi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan piperkenalkannya hitungan Arab dan konsep zero ke dalam Matematika. Yahudi berhasilmendudukkan masing-masing agama; Yahudi di Sinagog, Islam di Masjid, Kristen di Gereja, dan Hindu Budha di Kuil, sebagai kerangkeng agama agar tidak mengambil urusan negara, maka dibuatlah semua semua isi ajaran agama apapun menjadi satu fakultas, yaitu fakultas ilmu keakheratan, dan bukan keduniawian. Karl Marx adalah Yahudi yang dipuja oleh lebih satu milyar orang, dan dengan bukunya Das Kapital menjadi kitab sucinya orang-orang komunis se dunia. Albert Einstein adalah Yahudi yang ahli matematika, dan memelopori jaman atom serta membuka jalan naik ke bulan dengan teori fisikanya dlsb. Perang Dunia I menghasilkan peta dunia menjadi dua, yaitu Helenisme dan Sarasinisme.  

1 komentar: